Tuesday, October 29, 2013

Kewajiban berbakti kepada orang tua


Orang Yang Sakit Wajib Shalat Fardlu Dengan Berdiri Walau Dalam Keadaan Condong Atau Miring, Atau Bersandar Kepada Tembok, Tiang Dan Tongkat.
 Jika Tidak Mampu Shalat Dengan Berdiri, Boleh Dia Shalat Sambil Duduk. Dan Juga Afdhol (Lebih Utama), Caranya Dengan Duduk Bersila Ketika Melakukan Gerakan Sholat Berdiri Atau Ruku’, Dan Dengan Duduk Iftirosy Ketika Melakukan Gerakan Sujud.
Jika Tidak Mampu Shalat Dengan Duduk, Maka Shalat Dengan Berbaring, Menghadapkan Badannya Kearah Kiblat, (Berbaring Dengan) Rusuk Kanan Lebih Utama Daripada Yang Kiri. Jika Ttidak Mampu Menghadap Kiblat, Maka Shalat Dengan Menghadap Kemana Saja Dan Tidak Perlu Mengulang.
Jika Tidak Mamapu Shalat Dengan Berbaring, Bertumpu Dengan Iga/Rusuknya. Boleh Sahalat Dengan Metelantangkan Kedua Kakinya Ke Kiblat. Yang Afdhol Dia Mengangkat Kepalanya Sedikit Untuk Menghadap Kiblat. Jika Tidak Bisa Menghadapkan Dua Kakinya Kekiblat Dia Shalat Menghadap Kemana Saja, Tidak Perlu Mengulang.
Wajib Atas Orang Yang Sakit Untuk Ruku’dan Sujud. Jika Tidak Mampu, Boleh Berisyarat Dengan Kepalanya Dan Menjadikan Sujud Lebih Rendah Dari Ruku’. Jika Mampu Ruku Tanpa Sujud, Dia Harus Ruku‘ (Dengan Sempurna ) Ketika Ruku Dan Berisyarat Ketika Sujud. Jika Mampu Sujud Tapi Tidak Bisa Ruku’, Sujud Ketika Sujud Dengan Gerakan Sempurna, Dan Berisyarat Ketika Ruku’.
Jika Tidak Mampu Berisyarat Dengan Kepalanya Dalam Ruku’dan Sujud, Maka Dia Berisyarat Dengan Kedua Matanya, Memejamkannya Sedikit Untuk Ruku’ Dan Memejamkan Lebih Banyak Untuk Sujud. Adapun Isyarat Dengan Ujung Jari Sebagaimana Dilakukan Oleh Sebagian Orang Sakit Tidaklah Benar. Aku Tidak Tahu Asalnya Dalam Kitab Dan Sunnah, Dan Tidak Pula Dari Pendapat-Pendapat Ahlul Ilmi.
Jika Tidak Mampu Berisyarat Dengan Kepala Dan Tidak Pula Dengan Isyarat Mata, Maka Shalat Dengan Hatinya , Berniat Untuk Ruku’, Sujud, Berdiridan Duduk, Bagi Orang Tergantung Niatnya.
Wajib Atas Orang Sakit Untuk Shalat Pada Waktunya Sebatas Kemampuan Sebagaimana Telah Lewat Rincianya . Tidak Boleh Dia Mengakhirkan Dari Waktunya.
Jika Dia Berat Untuk Melakukan Setiap Shalat Pada Waktunya, Maka Dia Boleh Menjama’ Dhuhur Dan Ashar ,Maghrib Dan Isya’. Dengan Jama’ Takdim Atau Jama’takhir Sesuai Kemampuanya. Jika Mau Boleh Boleh Pula Memajukan Ashar Dan Dhuhur , Dan Jika Mau Boleh Pula Mengakhirkan Dhuhur Dengan Ashar, Jika Mau Mendahulukan Isya’ Dengan Maghrib Dan Jika Mau Mengakhirkan Maghrib Dengan Isya’. Adapun Shalat Shubuh , Tidak Boleh Dikerjakan Pada Waktu Isya’atau Waktu Dhuhurr, Karena Waktunya Berpisah Dengan Isya’ Juga Dengan Shalat Dhuhur. Allah Berfirman :
           





“Dirikanlah Shalat Dari Sesudah Matahri Tergelincir Sampai Gelap Malam Dan (Dirikanlah Pula Shalat Shubuh). Sesunguhnya Shalat Shubuh Itu Disaksikan (Oleh Malaikat)”. (Qs>Aal Israa’ :78)

No comments:

Post a Comment